Batik adalah kebudayaan asli Indonesia yang patut kita banggakan.Saat ini,penggemar batik bukan saja berasal dari dalam negeri,namun juga sudah merambah ke mancanegara.Para designer kita telah merancang batik modern dengan berbagai model yang indah.
Batik yang digunakan adalah jenis batik tulis,yaitu batik
yang dibuat dengan cara melukis langsung diatas kain putih dengan menggunakan
alat bernama canting dan cairan malam.Batik tulis memiliki keunikan yang tinggi
karena biasanya pengrajin hanya membuat satu motif batik hanya seklai saja atau
hanya untuk beberapa lembar kain batik.
Beberapa daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri
pada kain batik yang dihasilkan.Madura misalnya,terkenal dengan batik gentongan
yang harganya dapat mencapai 2-5 juta karena pengerjaannya yang membutuhkan
waktu 6 bulan hingga satu tahun.Pada artikel kali ini,kita akan membahas secara
singkat macam-macam batik di Indonesia berdasarkan motifnya.
Di bawah ini merupakan macam-macam batik yang terdapat di Indonesia :
Batik petani
Batik ini dibuat oleh para ibu rumah tangga ketika mereka
memiliki waktu senggang di rumah dan tidak ada yang harus fikerjakan di
sawah.Batik ini terlihat tidak halus hasilnya .Motifnya biasanya sesuai dengan
daerah masing-masing pembatik dan hasil goresan serta pewarnaanpun minim sekali
mutunya karena memang dilakukan bukan sebagai profesi pengrajin batik
sesungguhnya.
 |
| batik petani |
Batik sudagaran
Pada zaman dahulu,awalnya batik adalah kain yang hanya boleh
dipakai oleh keturunan raja.Setelah berkembangnya zaman,pengrajin batik mulai
semakin menyebar di masyarakat dan batikpun mulai dikenakan oleh rakyat
biasa.Namun sampai saat ini,terdapat jenis motif batik yang disebut batik
larangan,yaitu batik yang hanya boleh dipakai oleh keturunan raja kraton Solo
atau Jogya.
Hal ini menimbulkan kreasi diantara para seniman batik untuk
mengubah motifbatik larangan sehingga boleh dipakai oleh masyarakat awam.Batik
ini dinamakan dengan batik sudagaran.Motifnya banyak mengambil dari alam berupa
satwa dengan kombinasi warna yang berani.Batik ini merupakan batik yang
indah,dan pengerjaannyapun cukup kompleks dengan adanya motif bintik-bintik
maupun bidang yang harus diblok dalam pewarnaan polanya.
Batik Jawa Hokokai
Batik Hokokai adalah sebutan untuk batik yang lahir pada
zaman penjajahan Jepang di pesisir utara pulau Jawa.Hampir semua jemis batik
ini memiliki pola yang sama yaitu memiliki isen atau latar belakang yang sangat
rinci seperti motif kawung atau motif parang dibagian tengah kain,lalu di
bagian pinggirnya masih ditambah lagi dengan motif lain seperti motif bunga
padi.Desain yang paling banyak dari batik ini adalah bunga sakura dan bunga
krisan.
 |
| batik hokokai |
Batik belanda
Beberapa warga Belanda mengagumi kesenian batik dari
Indonesia dan mereka belajar untuk mulai membatik.Motif yang dihasilkan adalah
motif berupa tokoh dngeng dari Eropa maupun bunga-bunga yang tumbuh disana.
Batik kraton
Awal mula kebudayaan batik adalah dari lingkungan kerajaan
atau kraton.Para pembatik membuatkan kain batik khusus untuk keluarga kerajaan.Sampai
saat ini masih terdapat beberapa motif batik larangan,yaitu motif yang tidak
boleh dipakai oleh masyarakat umum,hanya boleh dikenakan oleh anggota keluarga
kraton saja.seperti motif Parang Rusak,Udan Liris atau Parang Barong.
Demikian ulasan singkat tentang beberapa macam batik.UNESCO
sebagai badan kebudayaan dunia sudah menetapka secara resmi bahwa kesenian
batik adalah murni milik bangsa Indonesia.Dan kita patut untuk merasa bangga
dan menjaga kelestariannya.
Saat ini,berbagai macam motif yang indah dan model yang
menarik dapat kita temukan di batik modern.Untuk para muslimah yang ingin
mengenakan batik namun tetap sesuai dengan syariat,tersedia batik sarimbit couple dengan
model yang menawan dan membuat penampilan makin menawan.Tersedia juga batik pria dengan model kemeja batik.
Untuk
anda yang ingin tampil serasi bersama pasangan maupun keluarga,anda dapat
memilih mengenakan batik sarimbit murah dengan warna dan motif yang sesuai untuk pria
maupun wanita.
Selamat berbatik ria.
